Langsung ke konten utama

Seorang Mukmin Tidak Berdusta


Pertama, perlu diketahui bahwa ayat-ayat dan hadis-hadis yang berbicara tentang teguran sifat khianat sangatlah banyak, begitu pula ucapan-ucapan para ahli ilmu dan penjelasan-penjelasan dari para ulama pensyarah hadis. Namun, pada tulisan kali ini kita akan menuliskan beberapa saja dari dalil-dalil tersebut..
Al-Quran yang mulia memaparkan beberapa contoh-contoh pengkhianatan; seperti pengkhianatan yang dilaku oleh ahli kitab
(yahudi dan nasrani), pengkhianatan istri raja pada kisah nabi yusuf, pengkhianatan istri Nabi Nuh dan Nabi Luth, pengkhianatan saudara kandung nabi Yusuf dan pengkhianatan hatib bin abi balta’ah. Alquran juga menjelaskan tentang balasan yang didapat oleh para pengkhianat baik balasan langsung di dunia maupun juga diakhirat.
Allah berfirman :

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”. (al-ahzab, 72)
 Amanah dalam ayat yang mulia ini adalah semua yang dipercayakan kepada seseorang baik itu perintah, larangan, perkara agama maupun dunia. Semua itu adalah bentuk amanah sebagaimana dijelaskan oleh al-Hasan al-bashri rahimahullah.
Al-Quran juga memerintahkan untuk menunaikan amanah, di antaranya firman Allah:

فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُم بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللّهَ رَبَّهُ
“Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya”. (al-baqarah, 283)

Tahzir atau peringatan yang sangat keras terhadap pengkhianat atau pengkhianatan dalam Al-Quran sangatlah banyak, di antaranya firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَخُونُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُواْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasulnya dan janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah kalian sedangkan kalian mengetahuinya”.(al-anfal, 27)
Dalam ayat lain, Allah menyebutkan bahwa para pengkhianat itu tidak disenangi olehNya:
إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ الخَائِنِينَ
sesungguhnya Allah tidak menyukai para pengkhianat”. (al-anfal, 58)

Allah juga menggandengkan sifat khianat ini dengan kekafiran dan kemunafikan, sebagaimana firmanNya:
إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُور
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (al-hajj, 38)

وَلاَ تُجَادِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنفُسَهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ خَوَّانًا أَثِيمً
dan janganlah kalian berdebat dengan orang-orang yang mengkhianati diri mereka sendiri, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang banyak berkhianat dan pendosa (an-nisa, 107)

Selain dari Al-Quran, Rasulullah juga banyak memperingati dengan keras sifat khianat ini, sebagaimana sabda beliau dalam sebuah hadis yang dihasankan oleh imam Albani dalam kitab shahih al-jami’ beliau bersabda :
المكر والخديعة والخيانة في النار". حسنه الألباني في صحيح الجامع
“Makar, tipu daya dan pengkhianatan semuanya masuk kedalam neraka”
Dalam kajian agama, tentang pembagian kelompok dosa, dijelaskan bahwa semua larangan yang terdapat ancaman di dalamnya adalah masuk kedalam kelompok dosa besar.
Sehingga para ulama mengatakan khianat adalah salah satu dosa besar yang harus dijauhi.
Dalam kitab silsilah as-shahihah syaikh albani menjelaskan sebuah hadis yang sanadnya shahih dan para perawinya tsiqah, rasulullah bersabda :
لا يجتمع الإيمان و الكفر في قلب امرئ, و لا يجتمع الكذب و الصدق جميعا, ولا تجتمع الخيانة و الأمانة جميعا
:وهذا إسناد صحيح، رجاله كلهم ثقات
Tidak akan bersatu antara keimanan dan kekafiran dalam hati seseorang, dan tidak akan bersatu antara dusta dan kejujuran serta tidak akan pernah bersatu antara pengkhianatan dan amanah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sering berlindung kepada Allah dari sifat khianat ini. Beliau sangat khawatir jatuh dalam sifat ini, beliau berdoa:

اللهم إني أعوذ بك من الجوع فإنه بئس الضجيع، و أعوذ بك من الخيانة فإنها بئست البطانة". قال الألباني: حسن صحيح.
ya Allah aku berlindung kepadaMu dari kelaparan, karena itu adalah seburuk-buruk keadaan, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat khianat, karena itu adalah seburuk-buruknya tabiat
Rasulullah juga menjelaskan bahwa tidak ada dosa yang lebih layak untuk disegerakan balasannya di dunia melainkan tiga dosa; memutus silahturahmi, berkhianat dan berdusta.

ما من ذنب أجدر أن يعجل الله تعالى لصاحبه العقوبة في الدنيا مع ما يدخره له في الآخرة من قطيعة الرحم والخيانة والكذب. و إن أعجل الطاعة ثوابا لصلة الرحم حتى إن أهل البيت ليكونوا فجرة فتنمو أموالهم و يكثر عددهم إذا تواصلوا". ‌صححه الألباني في صحيح الجامع
tidak ada dosa yang lebih layak untuk disegerakan balasannya di dunia dan disediakan pula balasannya di akhirat selain dari dosa pemutus silahturahmi, pengkhianat dan pendusta
Seorang mukmin bisa saja memiliki sifat-sifat yang buruk, namun tidak pada dua dosa, yaitu dusta dan khianat.
 عن سعد بن أبي وقاص أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " يُطبع المؤمن على كل خلة غير الخيانة والكذب " . قال الهيثمي في مجمع الزوائد: رواه البزار وأبو يعلى ورجاله رجال الصحيح
“seorang mukmin bisa saja disifati dengan semua sifat buruk kecuali khianat dan dusta”
Jika kita perhatikan dari sabda Rasulullah di atas, maka kita temui bahwa khianat dan dusta tidak akan dilakukan oleh orang yang masih ada iman dalam hatinya. Berbeda dengan sifat buruk lainnya, yang bisa saja menimpa orang-orang beriman. Ini memberikan gambaran dan penjelasan kepada kita bahwa khianat adalah dosa yang paling berbahaya terhadap banyak hal, membahayakan orang lain dan juga dirinya sendiri. Karena buruknya sifat amanah ini, kita tidak boleh membalas perbuatan khianat dengan khianat pula, sebagaimana sabda Rasulullah :
أد الأمانة إلى من ائتمنك، و لا تخن من خانك". ‌‌صححه الألباني في صحيح الجامع
“Tunailah amanah orang yang mempercayaimu, dan janganlah engkau khianati orang yang telah mengkhianatimu”

Komentar

Postingan Terpopuler

Tsaqafah Islamiah, Pengertian Dan Pemahamannya (1)

Pengertian Tsaqafah Saat Berdiri Sendiri dan Saat Disandarkan Pada Kata Lain Hari ini kata tsaqafah banyak digunakan dalam berbagai bidang dan studi, baik itu berbicara, menulis, ceramah-ceramah maupun seminar-seminar, sehingga tidak jarang kita mendengar orang-orang mengatakan “sifulan orang yang memiliki tsaqafah” dan “sifulan tidak memiliki tsaqafah” dan lain sebagainya. Juga sering kita mendengar orang mengatakan tsaqafah islamiah dan tsaqafah barat, lantas apakah sebenarnya definisi tsaqafah itu?

Bentuk Ungkapan Bermakna Wajib dalam Ushul Fiqh (3)

Dalam ushul fiqh, hukum terbagi menjadi lima macam; wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Pada tulisan ini, kita akan memaparkan lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang bentuk-bentuk ungkapan yang mengandung makna wajib dalam nash-nash Al-Quran dan Sunnah. Untuk melihat tulisan  sebelumnya kamu bisa mengunjungi  di sini 6. Diantara lafaz yang mengandung makna wajib dalam dalil-dalil syar’I, adalah lafaz “ له عليك فعل كذا ”. Makna kalimat tersebut secara letterlijk berarti “wajib atasmu untuknya melakukan ini atau itu”. Apa bila kita menemui dalam nash lafaz yang bentuknya seperti itu maka lafaz itu mengandung makna wajib pada asalnya,kecuali ada qarinah lain yang membuat maknanya menjadi selain itu. Contoh nash yang mengandung bentuk lafaz seperti itu adalah firman Allah : وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلً “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan...