Langsung ke konten utama

Cerita Lelaki Tua Bijaksana

Dikisahkan pernah ada seorang lelaki bijaksana, orang-orang selalu mendatanginya dari segala penjuru untuk meminta nasehat dan arahan. Namun, orang-orang ini selalu menceritakan masalah dan penderitaan hidup yang sama padanya, sampai-sampai ia merasa jenuh terhadap mereka.

Pada suatu hari lelaki itu mengumpulkan orang-orang yang sering datang kepadanya. Ia mulai bercerita kepada mereka sebuah cerita lucu, sampai semua mereka ketawa terpikal-pikal.

Setelah beberapa menit, lelaki itu kembali menceritakan kisah itu kepada mereka sekali lagi. sebagian orang-orang tersenyum, hingga pada kali ketiga ia menceritakan kisah itu, tak satupun dari mereka tertawa.

Lelaki itu tersenyum seraya berkata;

"Tidak mungkin kalian bisa tertawa pada satu cerita yang dibacakan lebih dari sekali, lantas mengapa kalian selalu mengomel dan menangis pada satu masalah yang sama?".

Kecemasan dan kegundahan tidak akan pernah menyelesaikan masalahmu, ia hanya akan membuang waktu dan energi

Komentar

Postingan Terpopuler

Tsaqafah Islamiah, Pengertian Dan Pemahamannya (1)

Pengertian Tsaqafah Saat Berdiri Sendiri dan Saat Disandarkan Pada Kata Lain Hari ini kata tsaqafah banyak digunakan dalam berbagai bidang dan studi, baik itu berbicara, menulis, ceramah-ceramah maupun seminar-seminar, sehingga tidak jarang kita mendengar orang-orang mengatakan “sifulan orang yang memiliki tsaqafah” dan “sifulan tidak memiliki tsaqafah” dan lain sebagainya. Juga sering kita mendengar orang mengatakan tsaqafah islamiah dan tsaqafah barat, lantas apakah sebenarnya definisi tsaqafah itu?

Bentuk Ungkapan Bermakna Wajib dalam Ushul Fiqh (3)

Dalam ushul fiqh, hukum terbagi menjadi lima macam; wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Pada tulisan ini, kita akan memaparkan lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang bentuk-bentuk ungkapan yang mengandung makna wajib dalam nash-nash Al-Quran dan Sunnah. Untuk melihat tulisan  sebelumnya kamu bisa mengunjungi  di sini 6. Diantara lafaz yang mengandung makna wajib dalam dalil-dalil syar’I, adalah lafaz “ له عليك فعل كذا ”. Makna kalimat tersebut secara letterlijk berarti “wajib atasmu untuknya melakukan ini atau itu”. Apa bila kita menemui dalam nash lafaz yang bentuknya seperti itu maka lafaz itu mengandung makna wajib pada asalnya,kecuali ada qarinah lain yang membuat maknanya menjadi selain itu. Contoh nash yang mengandung bentuk lafaz seperti itu adalah firman Allah : وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلً “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan...