Langsung ke konten utama

Setiap Kita Punya Cerita, Kisah Penuh Ibrah

Di salah satu perjalanan kereta api, salah seorang pemuda berusia dua puluh tahunan berteriak secara tiba-tiba;

"Ayah, lihat pohon-pohon itu bergerak kebelakang!"

Sang ayah tersenyum kepada anaknya penuh dengan kasih sayang. sementara orang-orang di kereta melihat kepada pemuda itu dengan pandangan iba.

Tidak berapa lama, pemuda tadi kembali berteriak;

"Ayah ! Ayah !, lihat awan-awan itu mengikuti kita".

Ayah kembali tersenyum, bersamaan dengan itu datang salah seorang penumpang dan berkata;

"Mengapa tidak dibawa saja anak bapak ke rumah sakit, pak?"

Sang ayah menjawab, "Sudah aku lakukan"

Sang anak menimpali, 

"Sebenarnya kami berdua baru pulang dari rumah sakit. Ayahku ini sejak lahir sudah buta, baru saja hari ini dia bisa melihat".

Setiap orang punya cerita dalam hidupnya. Jangan cepat menghukumi orang lain sebelum kita mengenal mereka dengan baik. Bisa jadi engkau akan terperanjat bilamana tahu hakikat kisah mereka.

Komentar

Postingan Terpopuler

Tsaqafah Islamiah, Pengertian Dan Pemahamannya (1)

Pengertian Tsaqafah Saat Berdiri Sendiri dan Saat Disandarkan Pada Kata Lain Hari ini kata tsaqafah banyak digunakan dalam berbagai bidang dan studi, baik itu berbicara, menulis, ceramah-ceramah maupun seminar-seminar, sehingga tidak jarang kita mendengar orang-orang mengatakan “sifulan orang yang memiliki tsaqafah” dan “sifulan tidak memiliki tsaqafah” dan lain sebagainya. Juga sering kita mendengar orang mengatakan tsaqafah islamiah dan tsaqafah barat, lantas apakah sebenarnya definisi tsaqafah itu?

Bentuk Ungkapan Bermakna Wajib dalam Ushul Fiqh (3)

Dalam ushul fiqh, hukum terbagi menjadi lima macam; wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Pada tulisan ini, kita akan memaparkan lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang bentuk-bentuk ungkapan yang mengandung makna wajib dalam nash-nash Al-Quran dan Sunnah. Untuk melihat tulisan  sebelumnya kamu bisa mengunjungi  di sini 6. Diantara lafaz yang mengandung makna wajib dalam dalil-dalil syar’I, adalah lafaz “ له عليك فعل كذا ”. Makna kalimat tersebut secara letterlijk berarti “wajib atasmu untuknya melakukan ini atau itu”. Apa bila kita menemui dalam nash lafaz yang bentuknya seperti itu maka lafaz itu mengandung makna wajib pada asalnya,kecuali ada qarinah lain yang membuat maknanya menjadi selain itu. Contoh nash yang mengandung bentuk lafaz seperti itu adalah firman Allah : وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلً “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan...