Langsung ke konten utama

Cerita Empat Mahasiswa Cerdas

Tersebutlah kisah ada empat orang mahasiswa, mereka menghabiskan malam dengan pesta dan bersenang-senang. Padahal besok adalah hari ujian di kampus, mereka tidak sedikitpun mempersiapkan diri untuk itu.

Pagi harinya mereka sepakat untuk membuat perencanaan yang "cerdas", melumuri diri mereka dengan lumpur dan langsung mendatangi ketua prodi kampus.

"Mohon maaf pak, semalam kami pergi ke pesta pernikahan, di jalan pulang tiba-tiba salah satu ban mobil kami pecah, jadi kami mendorong mobil sepanjang jalan pak." kata salah seorang dari mereka.

"Untuk itu kami memohon kebaikan hati bapak, agar diizinkan untuk mengikuti ujian di kesempatan lain. saat ini kami belum siap pak." lanjutnya.

Pak ketua prodi berpikir sejenak, kemudian ia menyetujui agar ujian mereka ditunda selama tiga hari. Para pemuda itu berterima kasih dan berjanji akan mempersiapkan ujian dengan semaksimal mungkin.

Pada waktu yang sudah disepakati, mereka datang ke ruang ujian dengan persiapan yang matang. Ketua prodi tiba-tiba mengabari bahwa, melihat kondisi ujian ini bersifat khusus maka masing-masing mereka akan dimasukkan pada ruangan terpisah.

Tidak ada yang menolak ketentuan itu, karena mereka benar-benar sudah siap mengikuti ujian.

Ternyata soal ujiannya hanya ada dua saja;

soal pertama, "siapa namamu?" (nilainya 1)

soal kedua, "Roda sebelah mana yang pecah pada hari pernikahan itu?" (nilainya 99)

Pelajarannya, jika dusta itu menyelamatkan maka kejujuran lebih menyelamatkan lagi. Tanggunglah konsekuensi perbuatan dan ucapanmu, jika tidak kamu akan mendapatkan pelajaran yang keras.

Komentar

Postingan Terpopuler

Tsaqafah Islamiah, Pengertian Dan Pemahamannya (1)

Pengertian Tsaqafah Saat Berdiri Sendiri dan Saat Disandarkan Pada Kata Lain Hari ini kata tsaqafah banyak digunakan dalam berbagai bidang dan studi, baik itu berbicara, menulis, ceramah-ceramah maupun seminar-seminar, sehingga tidak jarang kita mendengar orang-orang mengatakan “sifulan orang yang memiliki tsaqafah” dan “sifulan tidak memiliki tsaqafah” dan lain sebagainya. Juga sering kita mendengar orang mengatakan tsaqafah islamiah dan tsaqafah barat, lantas apakah sebenarnya definisi tsaqafah itu?

Bentuk Ungkapan Bermakna Wajib dalam Ushul Fiqh (3)

Dalam ushul fiqh, hukum terbagi menjadi lima macam; wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Pada tulisan ini, kita akan memaparkan lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang bentuk-bentuk ungkapan yang mengandung makna wajib dalam nash-nash Al-Quran dan Sunnah. Untuk melihat tulisan  sebelumnya kamu bisa mengunjungi  di sini 6. Diantara lafaz yang mengandung makna wajib dalam dalil-dalil syar’I, adalah lafaz “ له عليك فعل كذا ”. Makna kalimat tersebut secara letterlijk berarti “wajib atasmu untuknya melakukan ini atau itu”. Apa bila kita menemui dalam nash lafaz yang bentuknya seperti itu maka lafaz itu mengandung makna wajib pada asalnya,kecuali ada qarinah lain yang membuat maknanya menjadi selain itu. Contoh nash yang mengandung bentuk lafaz seperti itu adalah firman Allah : وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلً “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan...